Skip to main content

Ketemu Ibu2 dan Anaknya Semalam

Semalam saya pulang lewat jalan kompleks yang biasa saya lalui. Jalan tersebut memang gelap karena tampaknya warga enggan untuk berswadaya memberi penerangan jalan. Meskipun Waktu sudah menunjukkan pukul 11 malam lewat, namun jalanan masih ramai lalu lalang kendaraan bermotor. Pelan saya lajukan bageo, hingga tanpa sadar lampu saya menyorot bayangan seorang ibu yang duduk di pinggir trotoar di antara rumpun tanaman. Ketika semakin mendekat, tampak si ibu sedang menangis dengan balita yang tertidur dalam gendongannya. Awalnya saya tetap melajukan bageo melewati mereka sambil berpikir apakah sebaiknya saya berhenti dan menanyakan keadaannya atau tetap jalan dengan pikiran bahwa ibu itu hanya pura - pura untuk menjaring mangsa. Tahu sendirilah sekarang ini ada saja metode yang dipakai orang untuk mendapatkan uang. Selain itu masih jelas teringat kejadian yang menimpa rekan kerja saya di daerah cijantung sebulan lalu.

Ok OOT saya ceritakan sedikit mengenai apa yang dialami teman saya. Waktu itu dia habis mengantar anaknya sekolah yang notabene hari masih pagi suasana pun terang benderang dan jalanan ramai oleh kesibukan warga cijantung. Ketika dia baru saja melajukan mobilnya, seseorang yang tampaknya adalah penarik ojeg di depan sekolah anaknya menunjuk - nunjuk roda belakang mobilnya. Teman saya tadi cuek saja, sudah berkali - kali dia baca modus seperti ini. Kira - kira 200 meter jarak dari sekolah, seorang bapak pengendara motor melaju di sisi kanannya, dan menunjuk - nunjuk roda mobilnya juga. Kali ini walaupun tidak menanggapi dia mulai deg - degan. Tidak berapa lama seorang bapak lainnya (juga dengan motor) ikut menunjuk2 ban nya, dan seperti mengajak berkomunikasi. Akhirnya karena mulai gerah dan takut seandainya benar ada sesuatu dengan ban mobilnya, teman saya tadi memberhentikan mobilnya di pinggir jalanan yang ramai. Kesalahannya adalah dia lupa tips - tips yang sering dia baca mengenai kejadian seperti ini, jadi ketika turun dari mobil dia asal turun saja tanpa mematikan mesin dan mengunci pintu, karena dipikirnya dia hanya memeriksa kondisi ban kanan belakang yang perkiraannya tidak sampai 10 detik. Benar saja ketika dilihatnya roda belakang baik - baik saja, dia buru - buru masuk ke dalam mobil. Setelah di dalam baru dia sadar handphone yang dia letakkan di jok kiri hilang. Dasar orang jawa masih saja ada untungnya, untung yang diambil cuma handphone bututnya, untung dompet dan blackberrynya ada di laci kanan, dan untung mobilnya tidak di bawa lari. Hanya saja dengan kejadian tadi saya heran, jaman sekarang ini masih ada juga orang yang menganggap handphone adalah barang mahal hingga berani mempertaruhkan nyawanya melakukan pencurian di jalan ramai pada siang hari demi sebuah handphone butut.

Balik lagi ke topik utama, setelah mempertimbangkan ini itu dengan kekhawatiran siapa tahu si ibu adalah korban perampokan atau target mutilasi serial killer, akhirnya saya putuskan untuk putar balik dan mengarahkan bageo ke tempat ibu tadi. Agak was - was jangan - jangan mereka rombongan perampok dengan modus hipnotis. Tapi hati nurani dan rasa kemanusiaan untuk membantu sesama mengalahkan segalanya *janganlebayplis.com*. Cari - cari tukang ojeg untuk membantu tapi tidak nemu jadinya saya sendiri saja mendatangi TKP. Tentu saja mobil dalam keadaan terkunci, dan saya hanya membuka jendela saja untuk jaga - jaga. Dari arah seberang jalan saya teriakkan ke ibu tadi ada apa dan apa yang bisa saya bantu. Tanpa saya duga si ibu buru - buru berlari menghampiri saya, dan di depan saya mulailah beliau menangis meraung - raung dengan suara lantang menceritakan kondisinya yang ditinggal suami, sehingga dia harus ngamen untuk menghidupi anaknya, ditambah diusir dari kontrakan, anaknya belum makan dan lain sebagainya. Walah saya tidak mengharapkan adegan lebay seperti ini, seandainya dia cukup pelan berujar bahwa dia lapar that's it, mungkin saya masih banyak simpati untuk dia, atau dia jadi korban perampokan saya bisa mengantisipasinya. Tapi untuk adegan berlebihan tadi saya malah jadi jengah. Saya angsurkan selembar uang kembalian beli bensin sebelumnya, dan mendoakan beliau semoga baik - baik saja, dan segera berlalu dari TKP.

Saya bukan mau pamer bahwa saya sudah menolong seorang ibu toh apa yang saya lakukan tadi tidak benar - benar menolong. Tapi apa yang ingin saya sampaikan di sini adalah bagaimana hati nurani anda bila berada dalam posisi seperti saya? Apakah anda akan:

-Berapriori bahwa si ibu hanya pura - pura saja, dengan resiko penyesalan seandainya si ibu ternyata benar - benar dalam keadaan emergency
-Tidak peduli, toh memang seperti ini kondisi sosial yang terjadi di negara kita, dengan harapan ada orang lain yang mungkin akan membantu dia
-Bersimpati dengan menghampirinya, tentu saja dengan resiko tertipu atau yang lebih parah lagi dirampok

Terus terang saya tidak kapok melakukan hal demikian, dan berharap tidak lagi menemukan kebohongan - kebohongan dari orang lain padahal ujungnya sama saja... ngemis.


Comments

  1. pilihan untuk berhenti lebih membuat tenang, daripada melaju pergi terus kepikiran. hehe tp kalo saya mungkin gak berani kalau sendiri dan sudah malam :D

    ReplyDelete
  2. hmmmm...agak susah untuk menjawab nya mas....kadang gw juga ada di posisi seperti itu...mao nolong tapi takut..ga nolong tapi kesian...dan sampe skr gw ga nemu jawaban nya..hrs apa....seringan na seh cuex aja xixixixi....kadang mikir klo mao nolong org yah saat kita dalam keadaan santai aja...jadi lebih iklas menolong nya....klo dalam keadaan kita bimbang kya di atas...mending lewat aja..ekekekek

    ReplyDelete
  3. betul Mar... nolong orang lain sih baik, asal kita sendiri juga jangan sampai kena musibah, jadi berhati2

    ReplyDelete
  4. kirain lo bakalan kayang di depan ibu2 tadi Li utk menghibur

    ReplyDelete
  5. kalau untuk pertama kali aku sih mending tulus aja gak mikir apa-apa, nah kalau terus ada kejadian lanjutan baru digibeng

    ReplyDelete
  6. sebagai "Pembela Kebenaran" emang lu harus gitu Kis...
    *tunjuk hedsot doraemon pembela kebenaran*

    ReplyDelete
  7. yg pasti, ndak tega.....kalo nipu biar dibales sama Yang Diatas saja

    ReplyDelete
  8. *nangis gero2*... uang beli BB ngga cukup... sumbaaang, keeesss...

    ReplyDelete
  9. hmmm kawinin aja om biar jadi gak kasian

    ReplyDelete
  10. takut ah. gue bantu doa aja deh, biasanya doa gue makbul..gue kan kan yatim mini cooper *songong*

    ReplyDelete
  11. seharusnya memang gitu dab, tapi kadang mikir apa2 juga perlu utk jaga2 keselamatan kita sendiri asal tidak menghambat kita utk ttp berbuat baik ke org lain

    ReplyDelete
  12. polling makan2 dimana ya bal?

    ReplyDelete
  13. yoi pakde saya berusaha untuk sembodo dengan hedsot saya

    ReplyDelete
  14. nah ini fakir BB lebay... malah kaya orang epilepsi...

    ReplyDelete
  15. tadinya mo dikawin ditempat masalahnya jalanan masih ramai, selain itu takut masuk angin

    ReplyDelete
  16. kowe sik boss, aku manut hahaha

    ReplyDelete
  17. doain gw dapat fortuner dong Ran!

    ReplyDelete
  18. wis ra model ya nembunge "paring-paring ooom"... kudu ekting ala sinetron disik saiki tren-e

    ReplyDelete
  19. itu dia, takutnya giliran org yg benar2 dalam keadaan gawat org sdh tdk percaya lagi

    ReplyDelete
  20. mungkin nyamar jadi robinhood :D

    ReplyDelete
  21. weks kebanyakan nonton pilem kartun ni bocah... ini kisah nyata din!

    ReplyDelete
  22. ya walidy kenapa ente spicles.. biasanya nyablak

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Pelepasan atau Penglepasan?

Liat - liat poto yang diunduh oleh Sdri. Mayah barusan, walaupun belum menjadi polemik tetapi ada beberapa sentilan dari sdr.Tampah dan sdri. Yayi mengenai pemakaian kata Penglepasan yang tampak pada spanduk. Setelah saya cari di Kamus Besar Bahasa Indonesia online, kata penglepasan memang tidak masuk sebagai khasanah kosa kata Bahasa Indonesia. Tidak bisa dipungkiri kata tersebut memang terlanjur banyak dipakai untuk mengekspresikan perbuatan melepas atau berpisah dengan anak didik yang sudah lulus masa sekolahnya. Mengapa bisa sampai terdapat kata Penglepasan padahal menurut kaidah penulisan kata Bahasa Indonesia yang benar pada saat kata dasar dengan awalan huruf L diberi awalan pe seharusnya tidak berubah bentuk? Mari kita lihat arti kata pelepasan dalam KBBI: pe·le·pas·an (n) 1 proses, cara, perbuatan (hal dsb) melepas(kan); 2 pemecatan (dr tugas); 3 dubur; anus; 4 Geo pengurangan atau penghilangan awan, baik secara alami maupun secara buatan; berawal dari arti nomor 3 di ...

BOKIR

Beberapa hari yang lalu saya dapat sms dari seorang teman di Yogya yang berbunyi: "Mas, msh mau golden gak?" Yups Golden Retriever, anjing idaman saya selain Rottweiler. Buru - buru saya kontak orang rumah sekedar diskusi ini itu nya. Tampak nada bergairah dari penghuni rumah walaupun bingung apa jadinya nanti seandainya si Golden ketemu sama Mamet. Akhirnya diputuskan untuk konsultasi sama dokter pribadi mas Mamet, dan mendapat jawaban yang kira - kira begini: "untuk tahun - tahun awal, mereka mungkin akan sering berantem. Tetapi sesudahnya mereka akan baik - baik saja. Yang perlu dipertimbangkan adalah bahwa Golden itu jenis anjing yang gak bisa kesepian. Dia harus diajak bermain dan harus selalu ditemani. Ada kenyataan bahwa dia  bisa mati kesepian" JLEB! Langsung kebayang tampang melas golden retriever minta diajak jalan - jalan. Sementara kami belum tentu bisa ngajak dia jalan - jalan atau main karena kesibukan masing - masing. Lha wong kami kalo kete...

Kuningan Village #Sketch

Baru ngeh kalo di pedalaman area Kuningan, di belakang Setiabudi Building ada tempat jajan bernama Kuningan Village. Lokasi tepatnya sih deketan sama Rumah Sakit Aini. Saya lihat makanannya lumayan banyak, ada Japanese, Chinese, Western dan tentu saja makanan lokal. Kuningan village ini konsepnya mirip foodcourt di mall - mall gitu, hanya saja dia kemas lebih comfy dengan tempat duduk dan penerangan yang nyaman, ada yg indoor ada pula outdoor sambil menikmati udara sekitar. Meskipun outdoor jangan takut kehujanan, krn letaknya masih di teras. Jujur hari Selasa  kemarin adalah kali pertama saya menginjakkan kaki di sini, itupun atas usul seorang kolega yang ngajak meeting sambil makan. Kebetulan pas saya datang parkiran penuh, jadi karena sudah ditunggu meeting saya buru-buru menyerahkan mobil ke petugas Valet (kalau tidak salah biayanya 20rb rupiah). Teman yang sudah sampai duluan sudah memesan aneka hidangan dim sum sebagai pembuka buat kami berempat. Dim sum standar seperti...