Ok OOT saya ceritakan sedikit mengenai apa yang dialami teman saya. Waktu itu dia habis mengantar anaknya sekolah yang notabene hari masih pagi suasana pun terang benderang dan jalanan ramai oleh kesibukan warga cijantung. Ketika dia baru saja melajukan mobilnya, seseorang yang tampaknya adalah penarik ojeg di depan sekolah anaknya menunjuk - nunjuk roda belakang mobilnya. Teman saya tadi cuek saja, sudah berkali - kali dia baca modus seperti ini. Kira - kira 200 meter jarak dari sekolah, seorang bapak pengendara motor melaju di sisi kanannya, dan menunjuk - nunjuk roda mobilnya juga. Kali ini walaupun tidak menanggapi dia mulai deg - degan. Tidak berapa lama seorang bapak lainnya (juga dengan motor) ikut menunjuk2 ban nya, dan seperti mengajak berkomunikasi. Akhirnya karena mulai gerah dan takut seandainya benar ada sesuatu dengan ban mobilnya, teman saya tadi memberhentikan mobilnya di pinggir jalanan yang ramai. Kesalahannya adalah dia lupa tips - tips yang sering dia baca mengenai kejadian seperti ini, jadi ketika turun dari mobil dia asal turun saja tanpa mematikan mesin dan mengunci pintu, karena dipikirnya dia hanya memeriksa kondisi ban kanan belakang yang perkiraannya tidak sampai 10 detik. Benar saja ketika dilihatnya roda belakang baik - baik saja, dia buru - buru masuk ke dalam mobil. Setelah di dalam baru dia sadar handphone yang dia letakkan di jok kiri hilang. Dasar orang jawa masih saja ada untungnya, untung yang diambil cuma handphone bututnya, untung dompet dan blackberrynya ada di laci kanan, dan untung mobilnya tidak di bawa lari. Hanya saja dengan kejadian tadi saya heran, jaman sekarang ini masih ada juga orang yang menganggap handphone adalah barang mahal hingga berani mempertaruhkan nyawanya melakukan pencurian di jalan ramai pada siang hari demi sebuah handphone butut.
Balik lagi ke topik utama, setelah mempertimbangkan ini itu dengan kekhawatiran siapa tahu si ibu adalah korban perampokan atau target mutilasi serial killer, akhirnya saya putuskan untuk putar balik dan mengarahkan bageo ke tempat ibu tadi. Agak was - was jangan - jangan mereka rombongan perampok dengan modus hipnotis. Tapi hati nurani dan rasa kemanusiaan untuk membantu sesama mengalahkan segalanya *janganlebayplis.com*. Cari - cari tukang ojeg untuk membantu tapi tidak nemu jadinya saya sendiri saja mendatangi TKP. Tentu saja mobil dalam keadaan terkunci, dan saya hanya membuka jendela saja untuk jaga - jaga. Dari arah seberang jalan saya teriakkan ke ibu tadi ada apa dan apa yang bisa saya bantu. Tanpa saya duga si ibu buru - buru berlari menghampiri saya, dan di depan saya mulailah beliau menangis meraung - raung dengan suara lantang menceritakan kondisinya yang ditinggal suami, sehingga dia harus ngamen untuk menghidupi anaknya, ditambah diusir dari kontrakan, anaknya belum makan dan lain sebagainya. Walah saya tidak mengharapkan adegan lebay seperti ini, seandainya dia cukup pelan berujar bahwa dia lapar that's it, mungkin saya masih banyak simpati untuk dia, atau dia jadi korban perampokan saya bisa mengantisipasinya. Tapi untuk adegan berlebihan tadi saya malah jadi jengah. Saya angsurkan selembar uang kembalian beli bensin sebelumnya, dan mendoakan beliau semoga baik - baik saja, dan segera berlalu dari TKP.
Saya bukan mau pamer bahwa saya sudah menolong seorang ibu toh apa yang saya lakukan tadi tidak benar - benar menolong. Tapi apa yang ingin saya sampaikan di sini adalah bagaimana hati nurani anda bila berada dalam posisi seperti saya? Apakah anda akan:
- | Berapriori bahwa si ibu hanya pura - pura saja, dengan resiko penyesalan seandainya si ibu ternyata benar - benar dalam keadaan emergency |
- | Tidak peduli, toh memang seperti ini kondisi sosial yang terjadi di negara kita, dengan harapan ada orang lain yang mungkin akan membantu dia |
- | Bersimpati dengan menghampirinya, tentu saja dengan resiko tertipu atau yang lebih parah lagi dirampok |
Terus terang saya tidak kapok melakukan hal demikian, dan berharap tidak lagi menemukan kebohongan - kebohongan dari orang lain padahal ujungnya sama saja... ngemis.
pilihan untuk berhenti lebih membuat tenang, daripada melaju pergi terus kepikiran. hehe tp kalo saya mungkin gak berani kalau sendiri dan sudah malam :D
ReplyDeletehmmmm...agak susah untuk menjawab nya mas....kadang gw juga ada di posisi seperti itu...mao nolong tapi takut..ga nolong tapi kesian...dan sampe skr gw ga nemu jawaban nya..hrs apa....seringan na seh cuex aja xixixixi....kadang mikir klo mao nolong org yah saat kita dalam keadaan santai aja...jadi lebih iklas menolong nya....klo dalam keadaan kita bimbang kya di atas...mending lewat aja..ekekekek
ReplyDeletewouw....
ReplyDeletebetul Mar... nolong orang lain sih baik, asal kita sendiri juga jangan sampai kena musibah, jadi berhati2
ReplyDeletekirain lo bakalan kayang di depan ibu2 tadi Li utk menghibur
ReplyDeletekalau untuk pertama kali aku sih mending tulus aja gak mikir apa-apa, nah kalau terus ada kejadian lanjutan baru digibeng
ReplyDelete*menunggu hasil poling aja*
ReplyDeletesebagai "Pembela Kebenaran" emang lu harus gitu Kis...
ReplyDelete*tunjuk hedsot doraemon pembela kebenaran*
....
ReplyDeletemana doraemon nya
yg pasti, ndak tega.....kalo nipu biar dibales sama Yang Diatas saja
ReplyDelete*nangis gero2*... uang beli BB ngga cukup... sumbaaang, keeesss...
ReplyDeletehmmm kawinin aja om biar jadi gak kasian
ReplyDeletekawinin, ide bagus tuh kizz
ReplyDeletetakut ah. gue bantu doa aja deh, biasanya doa gue makbul..gue kan kan yatim mini cooper *songong*
ReplyDeleteseharusnya memang gitu dab, tapi kadang mikir apa2 juga perlu utk jaga2 keselamatan kita sendiri asal tidak menghambat kita utk ttp berbuat baik ke org lain
ReplyDeletepolling makan2 dimana ya bal?
ReplyDeleteyoi pakde saya berusaha untuk sembodo dengan hedsot saya
ReplyDeleteitu.... *tunjuk inyong*
ReplyDeletesaya setuju sekali!
ReplyDeletenah ini fakir BB lebay... malah kaya orang epilepsi...
ReplyDeletetadinya mo dikawin ditempat masalahnya jalanan masih ramai, selain itu takut masuk angin
ReplyDeletekowe sik boss, aku manut hahaha
ReplyDeletedoain gw dapat fortuner dong Ran!
ReplyDeletewis ra model ya nembunge "paring-paring ooom"... kudu ekting ala sinetron disik saiki tren-e
ReplyDeleteitu dia, takutnya giliran org yg benar2 dalam keadaan gawat org sdh tdk percaya lagi
ReplyDeletemungkin nyamar jadi robinhood :D
ReplyDeleteweks kebanyakan nonton pilem kartun ni bocah... ini kisah nyata din!
ReplyDeletespeechless gue.... asli...
ReplyDeleteya walidy kenapa ente spicles.. biasanya nyablak
ReplyDeleteyah gue asli salut ama elo...
ReplyDelete