Mau Relaks Atau Depresi?

Beda dengan Inyong yg lagi berusaha merubah monotonic rutinitas dia sehari-hari untuk sekedar penyegaran sekaligus penyemangat, atau Tampah dengan cuplikan tentang pentingnya keluar dari zona aman, gw tetap seperti biasa terpuruk dalam timbunan sampah ego yang meninggi dibalur semangat autisme untuk berkreasi jadilah sampe jam segini masih bingung mo ngapain... mo mainan mp dulu atau nongkrong ngopi dulu di belakang kantor. Akhirnya gw putusin ngelakuin dua2nya dalam sekali tempo. Pesen kopi dan sarapan lewat lepon sambil buka mp, nyampah2 dikit di postingannya Uli dan habis itu... bingung lagi.

Dari jam 8.30 sampe sekarang asbak di meja gw dah penuh isinya, dari puntung rokok, tusuk gigi dan potongan kangkung yang tadi nyelip di gigi tumpah ruah di situ. Tapi tumben tumpukan di asbak itu hari ini tidak banyak bercerita. Kosong dan tidak berwarna. Tidak mendeskripsikan sebuah kesibukan tingkat tinggi dari majikannya. Bahkan menyiratkan sebuah ketololan dari seorang karyawan yang lagi bingung memulai harinya. Begitulah pemirsa, dalam keadaan tingkat depresi yg tinggi akibat banyaknya kerjaan yang harus diselesaikan, gw bukannya panik atau menjadi recet, justru mendadak sikap apatis gw muncul.

Jangan dipikir gw bermasalah dalam menyikapi kerjaan yg overloaded, tapi itu adalah salah satu kiat gw dalam mengurai satu persatu timbunan sampah kerjaan sambil beradu strategi dengan rekan satu team hingga tercapai goal yang diinginkan. Lebih memilih relaks dan tidak terbawa depresi terbukti manjur dan sudah gw lakukan bertahun2 selama riwayat kerja di kantor. Gw sadar betul pada saat kita memanjakan stress, itu hanya akan menyalurkan energi negatif pada semua rekan dalam satu team kerja kita yang berakibat fatal pada tujuan utama menyelesaikan pekerjaan. Contohnya adalah hari ini. Sambil menikmati hembusan asap rokok dan browsing-browsing di internet, satu persatu ide mulai muncul, sedikit demi sedikit simpul mulai terurai... hasilnya memang pelan sih, tapi kita relaks dan gak perlu ngeluarin energi ekstra melawan depresi. Insyaallah ntar sore dah kelar semua.

Samar - samar gw inget banyolan yang bunyinya kurang lebih begini....
Suatu hari di pelabuhan tanjung priok, turunlah tiga orang perantauan masing - masing dari Padang, Batak dan Jawa. Mereka mencoba mengadu nasib di jakarta walaupun tanpa modal. Ketika turun dari kapal, ketiganya sama sama bingung mo ngapain.
Tiba-tiba dengan noceng (2000 perak) yg tersisa di kantong si Padang membeli koran. lalu lembaran koran tersebut dibuka lebar dan diletakkan di pinggir jalan, kemudian di letakkannya jam tangan, sepatu, ikat pinggang yang dipakainya di atas lembaran koran tersebut dan mulailah dia berdagang.
Melihat hal itu, si Batak ikutan membeli koran. Digulungnya koran tersebut layaknya senjata dan mulailah dia menodong orang.
Tidak mau kalah dengan teman2nya, si Jawa pun ikutan membeli koran, dan membuka lebar lembaran2nya di bawah pohon, dan mulailah dia......... tidur pulas.

hahahahha... gw gak ngerti si jawa itu memang males atau mencoba relaks.
sungguh banyolan tadi bukan untuk memojokkan satu suku tertentu tapi silakan pilih solusi yang tepat untuk anda dikala menghadapi keruwetan pekerjaan anda. mau rileks atau depresi?