Skip to main content

Posts

Showing posts from August, 2010

Liputan Lengkap Dugderan Semarang

Dugderan merupakan festival untuk menandai dimulainya ibadah puasa di bulan Ramadan yang diadakan di Kota Semarang. Perayaan yng telah dimulai sejak masa kolonial ini dipusatkan di daerah Simpang Lima. Perayaan dibuka oleh walikota dan dimeriahkan oleh sejumlah mercon dan kembang api (nama "dugderan" merupakan onomatope dari suara letusan).Pada perayaan ini beragam barang dijual (semacam pasar malam) dan di masa kini sering diikutkan berbagai sponsor dari sejumlah industri besar. Meskipun demikian, ada satu mainan yang selalu terkait dengan festival ini, yang dinamakan "warak ngendok".Dugderan dimaksudkan selain sebagai sarana hiburan juga sebagai sarana dakwah Islam. Itulah sedikit paragraf yang saya dapat dari wikipedia. Bagi warga Semarang sekarang ini dugderan adalah pesta menyambut ramadhan yang ditutup dengan arak-arakan warak ngendhog> Selama acara dugderan tadi, jalan raya disekitar pasar Johar dirubah menjadi pasar malam. Berbagai permainan dari komidi p...

Mbok Menik Penjaja Pecel

Mbok Menik adalah penjaja pecel keliling yang selalu beredar di depan rumah saya tiap hari. Dengan memanggul tampah di kepala dan dua dunak di punggung, mbok Menik berjalan dari pintu ke pintu menjajakan dagangannya. Tiap hari targetnya adalah menghabiskan semua dagangannya tidak peduli jam berapapun habisnya, untungnya rata - rata jam 3 sore sudah ludes dibeli. Mbok Menik hanya berjualan pecel dan petis kangkung sama beberapa aksesoris seperti sate keong (escargot generik), tahu petis, kerupuk dan badak (bakwan). Satu porsi pecel dan petis kangkung dia hargai Rp. 3000 saja, dan untuk aksesoris rata - rata Rp. 500 perak. Bumbu pecel dan petis kangkung langsung dibuat saat ada pesanan, disajikannya disebuah pincuk daun pisang dan lidi sebagai pengganti garpu. Penjual keliling seperti ini banyak dijumpai di Semarang, biasanya adalah ibu - ibu dengan style seperti mbok Menik tadi. Kebanyakan mereka menjual pecel, lotis, rujak, bubur sumsum, jamu, bahkan sate. Patut diacungi jempol usaha m...