Skip to main content

No One Is To Blame

Kakak saya bercerita tentang seorang Bapak yang dulu sama - sama kami kenal semasa di Semarang. Bapak ini adalah seorang kontraktor dan kami kenal sebagai pekerja yang gigih, begitupula dengan istrinya yang terkenal ulet dalam mencari uang. Walaupun begitu kehidupan mereka boleh dibilang tidak terlalu mewah. Bahkan sang istri walaupun mempunyai usaha di bidang pendidikan, masih juga getol mencari uang lewat bisnis MLM.

Sekarang sejalan waktu bisnis si Bapak melejit bagai biji dan kekayaannya berlimpah ruah tak terbendung. Sang istri pun tidak perlu bekerja lagi, kehidupan berbalik sangat membaik. Menurut kakak saya rumahnya berserakan dimana-mana dan masing-masing berbentuk rumah mewah maha luas. Mobil nya pun tidak terhitung jumlahnya, dan rata-rata berharga di atas 300jt, jadi mereka tidak kenal sama mobil sekelas Bageo. Bahkan ada satu kesempatan ketika kakak saya boleh pegang BMW nya yang bikin Kakak saya melongo saking canggihnya. Baru dengar ceritanya saja saya ikut terbengong-bengong. Maklum kami sama-sama tidak pernah naik mobil mewah yang kunci kontaknya bukan diputer tapi kaya kartu atm dimasukkan trus otomatis semua panel nyala. Hebat yah. Iya.

Begitulah cerita dari kakak saya tentang kesuksesan seorang Bapak kenalan kami yang membuat kami bangga dan kagum. Tetapi ternyata cerita tadi tidak hanya sampai disitu, masih ada sedikit kelanjutan berupa satu babak sedih dimana Si Bapak sekarang ini hidup bergantung pada proses cuci darah. Dia harus melakukan cuci darah seminggu 3 kali. Makan tidak boleh sembarangan, minum hanya boleh dua gelas kecil, tidur tidak boleh telentang, harus dalam posisi duduk. JLEB! mendengar cerita seperti itu bagai anti klimaks. Yang tadinya saya bayangkan kehidupan si Bapak yang sangat menyenangkan dengan jaminan kekayaan yang mumpuni tiba-tiba berbalik menjadi seorang Bapak yang terkapar di tempat tidur dengan mesin cuci darah. Iba. Kalau sudah seperti itu bagaimana dia bisa menikmati kekayaannya? Coba bayangkan jika anda dikasih duit milyaran tapi anda tidak bisa menggunakannya untuk hal - hal yang menyenangkan. Tersiksa pasti.

Saya jadi teringat lagunya Howard Jones ini:
You can look at the menu, but you just can't eat
You can feel the cushion, but you can't have a seat
You can dip your foot in the pool, but you can't have a swim
You can feel the punishment, but you can't commit the sin
And you want her, and she wants you
We want everyone
And you want her and she wants you
No one, no one, no one ever is to blame

Saya jadi berpikiran buruk bahwa kenyataan ini seperti siksaan saat dia masih hidup, walaupun saya berharap semoga ini bukan siksaan bagi si Bapak atas dosa-dosa dia di masa lalu. Istighfar. Saya berharap dia bisa menikmati kesuksesan hasil jerih payahnya sekarang ini.


Comments

  1. barusan tadi pagi ndengerin lagu NO ONE IS TO BLAME berulangkali

    ReplyDelete
  2. saking banyaknya yg pengen ditulis sampe speechless :(

    ReplyDelete
  3. Dari tulisan yang membuat speechless di atas, hanya satu dua tiga kata yang membuat tidak speechless........yang saya quote

    ReplyDelete
  4. nothing to say... alias speechless juga.....

    Mulane, nek duwe Bageo, nek muleh semarang, gawe konco koyo aku seneng... ngono lo, Dijak dolan nang ndi ngono, Ben Bageomu ki migunaniiii...

    ReplyDelete
  5. betul kang. seberapapun kita keras bekerja jgn sampai lupa dgn kesehatan

    ReplyDelete
  6. hahaha lagian gitu aja spicles *plak!

    ReplyDelete
  7. hlahhhh wingi wis dijak tindak2 ning pemalang dolan ning omahe pak kades inyong. jik kurang po?

    ReplyDelete
  8. Ya Allah semoga kauberikan kesehatan kepada kami semua. Amin

    ReplyDelete
  9. At least, Bageo has been carrying many friends to enjoy this life.

    ReplyDelete
  10. wooo thiwul ki!!
    tiwas ket awal aku ming wani indhak-indhik nunggu sing komen dha mellow apa dha cuwawakan
    nek arep cuwawakan kok sing liyane muni spicles...telo!

    ReplyDelete
  11. thiwul.. telo... wis ning jakarta pirang taon sing jik ndeso wae
    spageti dong boss

    ReplyDelete
  12. alhamdulillah masih bisa nikmatin salmon sashimi.. :D

    ReplyDelete
  13. tipu!!! mana ada salmon sashimi nya? wakakakakkkk

    ReplyDelete
  14. makanya cuy gue beli rumah depan kuburan... biar tiap hari gue di ingat kan bahwa manusia pasti mati... jadi selama masih bisa nikmati hidup...

    ReplyDelete
  15. mana bukannya mo lu jual juga?

    ReplyDelete
  16. iya sich.... kasian anak gue... masa bertemen ama penguni kubur nantinya hehehehe

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Jojing Lapanpuluhan

Temu kangen member Lapanpuluhan kembali digelar jumat kemarin 4 Desember 2009. Acara yang bertempat di Luv Dine & Bar, Citywalk Sudirman ini sedianya berlangsung pada pukul 19.00, namun karena Jakarta diguyur hujan sore harinya hingga banyak hadirin yang terlambat, maka acara diundur menjadi pukul 21.00. Rinto A. Navis bertindak selaku MC malam itu, membuka acara dengan ramah tamah sesama member dan kuis - kuis memori seputar 80an. Setelah itu dilanjutkan dengan suguhan musik - musik nge-beat 80an dan jojing bersama. Terimakasih kepada panitia penyelenggara: Titi Suwondo - Ketua Penyelenggara Rinto - Host/MC Noval , Dini & Owenk - Acara Baihaqi - Humas Ali & Unggul - Kontributor Kuis Telkomsel, Esia, Axis & Irvan - Sponsor doorprizes Tak lupa terimakasih kepada Apey atas surprise kedatangannya hingga acara makin heboh. Sampai jumpa di acara Lapanpuluhan berikutnya!

[Obrolan Warteg] Gaji TNI/Polri

Iseng - iseng buka - buka Wiki kok dapet ginian... GAJI TNI/POLRI Keputusan berdasar SE 3/2007 tentang gaji PNS, TNI, dan Polri per bulan (diambil dengan MKG maksimum): Pangkat TNI AD Pangkat TNI AL Pangkat TNI AU Pangkat Polisi Gaji (Rp) Jenderal Laksamana Marsekal Jenderal 2,512,800.00 Letnan Jenderal Laksamana Madya Marsekal Madya Komisaris Jenderal 2,436,600.00 Mayor Jenderal Laksamana Muda Marsekal Muda Inspektur Jenderal 2,362,800.00 Brigadir Jenderal Laksamana Pertama Marsekal Pertama Brigadir Jenderal 2,291,100.00 Kolonel Kolonel Kolonel Komisaris Besar 2,221,700.00 Letnan Kolonel Letnan Kolonel Letnan Kolonel Ajun Komisaris Besar 2,154,300.00 Mayor Mayor Mayor Komisaris 2,089,000.00 Kapten Kapten Kapten Ajun Komisaris 2,025,700.00 Letnan Satu Letnan Satu Letnan Satu Inspektur Satu 1,964,300.00 Letnan Dua Letnan Dua Letnan Dua Inspektur Dua 1,881,300.00 Pembantu Lettu Pembantu Lettu Pembantu Lett...

Anakku Masuk TK!

Anakku masuk TK! itu kata emak gw pas gw masuk sekolah pertama kali. Inget banget kejadiannya waktu itu seperti biasa ikut kebangun dan nungguin emak gw sibuk dengan urusan pagi harinya persiapan mo ngantor. Karena lapar dan diluar ada seorang bapak penjaja kue bolang-baling** , gw dengan akal seorang bocah umur 4 tahunan memberanikan diri minta dibelikan kue itu sebagai sarapan... Seperti yang sudah gw duga emak gw menolak dengan halus, tapi kali ini jawabannya lain gw malah disuruh mandi dan bilang duit jajannya buat sekolah hari itu. Samar-samar gw inget seorang pembantu datang dan narik tangan gw untuk mandi. Gw mandi dengan pikiran masih bingung.. "kok malah sekolah?".. Jujur gw gak kepikiran sekolah bakal menakutkan atau menyita waktu main gw, gw sih biasa aja. tapi yg gw pikirin saat itu kenapa kue bolang baling harus diganti dengan sekolah? Sekolah gw adalah "TK Kuncup Harapan" yang notabene adalah punya tetangga gw sendiri dan letaknya pun cuman berjarak...