Pengalaman Pertama Pelaporan SPT PP

Tanggal 17 Maret kemarin saya putuskan untuk melakukan pelaporan SPT Pajak Penghasilan saya ke KPP tempat saya berdomisili yaitu KPP Pratama Bekasi Selatan. Sebelumnya Formulir pelaporan SPT Pajak Penghasilan dikirim ke rumah dan saya terima dua minggu yang lalu, bersamaan dengan itu saya terima sms di hape saya bahwa batas pelaporan adalah tanggal 31 Maret 2009. Berbekal form A1 dari perusahaan dan form S, S1 dan S2 yang sudah saya isi, saya mendatangi KPP di jalan cut meutia bekasi tersebut (berseberangan dgn carefour) pukul 13.00. Gedung tinggi dengan pelataran parkir yang lumayan luas ini tidak begitu sulit dicari karena dia merupakan satu-satunya gedung bertingkat di situ dengan papan nama yang terpampang jelas.

Masuk ke dalam ruang lobi depan tampak antrian panjang dan ratusan orang berjejalan hingga ruang terasa sumpek. Sekilas ada rasa khawatir dalam diri saya mengingat bila pada pukul 13.00 siang yang saya perkirakan sudah tidak banyak antrian saja masih penuh sesak dengan ratusan pelapor, pada pukul berapa urusan saya kelar? Kemudian saya digiring ke meja resepsionis yang waktu itu dijaga oleh dua orang security untuk mengambil nomor antrian. Oleh seorang petugas saya diberi dua nomor antrian satu nomor untuk antri pemeriksaan dokumen dan satu lagi untuk antrian penyerahan dokumen di loket khusus yang kemudian diterbitkan bukti penyerahan dokumen. Untuk antri pemeriksaan dokumen saya dapat nomor urut 375 sedang antrian penyerahan dokumen saya dapat nomor 681. Melihat nomor yang lumayan besar itu makin bikin lemes dan hampir memutuskan untuk balik saja dan mengulang semuanya besok pagi. Tapi saya memutuskan untuk mencoba dulu masuk antrian pemeriksaan kelengkapan dokumen. Bagian pemeriksaan dokumen ini walaupun ada 3 kursi, tapi cuman dijaga oleh seorang petugas (mungkin yang lain sedang istirahat makan siang) dan nampak kerumunan orang berjubel di depan meja tersebut minta dokumennya didahulukan. Untung atas inisiatif beberapa pengantri (termasuk saya.. ehm...) dokumen diletakkan di depan petugas sesuai nomor antrian agar tertib dan adil. Syukur tidak lama kemudian seorang petugas lagi datang hingga pemeriksaan dokumen tidak terlalu lama. Dokumen saya tidak terlalu banyak kekurangan hanya beberapa kolom isian yang terlewat. Tidak sampai 30 menit urusan pemeriksaan kelengkapan selesai, saya menuju loket pelaporan dokumen.

Lagi - lagi nampak kerumunan orang berjubel di depan loket ini, sementara nomor yang tertampil di loket tersebut adalah nomor 367. Bila dibandingkan dengan nomor antrian saya yang 681, 367 masih sangat jauh. Untung saja seorang Bapak paham gerak gerik saya, dan beliau mengatakan bahwa di loket ini sudah tidak berlaku lagi nomor antrian, dan menyarankan saya untuk meletakkan saja dokumen saya di tumpukan paling bawah di salah satu loket tersebut (kebetulan loket pelaporan dokumen ini ada 3 buah). Benar saja tidak berapa lama petugas loket memeriksa dokumen saya, dan tidak sampai 30 menit saya sudah menerima bukti penerimaan surat yang sekaligus merupakan bukti bahwa saya sudah melaporkan surat pemberitahuan terhutang pajak penghasilan saya. Total proses keseluruhan tidak sampai 45 menit.

Itulah pengalaman saya melaporkan SPT Pajak Penghasilan pertama saya. Tidak terlalu ribet dan makan waktu seperti yang saya bayangkan. Semua ditangani secara profesional sama petugas pajak secara cekatan dan tidak menyulitkan kita sebagai pelapor. Beberapa teman juga sudah terima SPT PP mereka yang dikirim via pos, dan ada juga beberapa diantara mereka yang disertai perangko balasan untuk mengirimkan laporan mereka via pos juga. Sementara beberapa teman yang lain malah ada yang diuruskan SPT nya kolektif dari kantor. Tapi saya cukup bangga untuk merasakan pelaporan SPT sesuai proses secara langsung. Ada beberapa catatan kecil dari saya:

1.	Dept. Pajak kita sudah begitu banyak memberi kemudahan bagi kita untuk melaporkan SPT PP dengan mengirimkan formulir, dan mengingatkan kita via sms. sudah sewajarnya kalo kita mematuhinya. Mungkin kedepannya formulir tidak perlu dikirim via pos tapi cukup di download dari internet dan di print sendiri - sendiri jadi tidak memakan effort yang banyak.
2.	Butuh koordinasi yang lebih baik lagi antara pihak KPP dan Pelapor hingga semua tertib terkendali sesuai nomor antrian masing - masing. Pada pelapor patuhilah nomor antrian yang anda pegang jangan ngotot minta didahulukan, belajarlah untuk tertib dan berbudaya. Pada pihak KPP Pratama Bekasi Selatan, berdayakan security yang ada untuk menertibkan pelapor yang jumlahnya ratusan itu demi kelancaran proses pelaporan.
3.	Cari solusi yang lebih baik lagi agar ratusan pelapor tidak datang pada waktu bersamaan sehingga tidak berimbang dengan kapasitas ruang yang ada.

Demikian sekilas pandangan dari saya, sungguh menggembirakan seandainya semua proses bermasyarakat itu tertib dan berbudaya hingga mudah dijalankan tanpa perlu menggandeng calo, seperti yang saya alami di KPP kemarin dan juga tertib pengurusan SIM yang sudah dijalankan oleh Kepolisian kita. Semoga departemen yang lain segera menyusul.