Mbok Menik adalah penjaja pecel keliling yang selalu beredar di depan rumah saya tiap hari. Dengan memanggul tampah di kepala dan dua dunak di punggung, mbok Menik berjalan dari pintu ke pintu menjajakan dagangannya. Tiap hari targetnya adalah menghabiskan semua dagangannya tidak peduli jam berapapun habisnya, untungnya rata - rata jam 3 sore sudah ludes dibeli. Mbok Menik hanya berjualan pecel dan petis kangkung sama beberapa aksesoris seperti sate keong (escargot generik), tahu petis, kerupuk dan badak (bakwan). Satu porsi pecel dan petis kangkung dia hargai Rp. 3000 saja, dan untuk aksesoris rata - rata Rp. 500 perak. Bumbu pecel dan petis kangkung langsung dibuat saat ada pesanan, disajikannya disebuah pincuk daun pisang dan lidi sebagai pengganti garpu. Penjual keliling seperti ini banyak dijumpai di Semarang, biasanya adalah ibu - ibu dengan style seperti mbok Menik tadi. Kebanyakan mereka menjual pecel, lotis, rujak, bubur sumsum, jamu, bahkan sate. Patut diacungi jempol usaha m...